Sabtu, 14 Juli 2012

Pola Koalisi Parpol di Pilgub DKI Tak Bisa Jadi Ukuran Pilpres 2014

Sabtu, 14/07/2012 14:40 WIB

Mega Putra Ratya - detikNews

Berbagi informasi terkini dari detikcom bersama teman-teman Anda Connect with Facebook

Jakarta Pola koalisi parpol di Pilgub DKI belum tentu sama dengan pola koalisi parpol di Pilpres 2014 mendatang. Karena karakter kandidat dan program yang diusung setiap kandidat berbeda-beda.

"Secara empiris, kita belum bisa menggunakan contoh DKI Jakarta untuk mengeneralisasi pola koalisi di 2014. Karena sentimen publik terhadap kinerja pemerintahan di sejumlah daerah berbeda-beda begitu juga dengan karakter kandidat dan isu/program yang diusung setiap kandidat," ujar Arya Fernandes, pengamat politik dari Charta Politika, dalam rilisnya kepada detikcom, Sabtu (14/7/2014).

Menurut Arya, pada batas-batas tertentu ada pengaruhnya koalisi parpol Pilgub dengan koalisi parpol Pilpres 2014 mendatang. Akan tetapi tidak terlalu signifikan.

"Karena bisa saja pada pemilukada-pemilukada besar di provinsi lain seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Sulawesi Selatan pola koalisi antar-partai akan berbeda dengan koalisi yang terjadi di Jakarta," kata dia.

Arya memprediksi, basis pembentukan koalisi di Pilpres 2014 mendatang antara lain sentimen publik terhadap pemerintah, karakter personal kandidat yang diusung, dan kedekatan program dan isu. Semakin positif atau kuat karakter kandidat yang diusung akan semakin menjadi magnet untuk menciptakan koalisi.

"Begitu juga dengan kesamaan program dan isu," ucap Arya.

Arya menambahkan, basis pembentukan koalisi pada putaran kedua pilgub DKI Jakarta adalah sentimen publik terhadap kinerja pemerintahan DKI Jakarta dan kedekatan program antar-kandidat.

"Bila tren kepuasan publik terhadap cagub Fauzi Bowo (Foke) terus mengalami penurunan, partai-partai saya kira akan sangat mempertimbangkan mendukung Jokowi. Selain itu, bagi partai sendiri pertimbangan pola koalisi lainnya adalah seberapa besar insentif elektoral yang akan mereka dapatkan dengan mendukung salah satu kandidat," tutur Arya.

Kedekatan program antar-kandidat, lanjut Arya juga mempengaruhi pola koalisi. Kandidat yang selama ini menghantam dan mengkritik kinerja Foke tentu akan berfikir panjang mengalihkan dukungan ke Foke.

"Karena akan dipersepsikan pemilih sebagai kandidat yang tidak konsisten," demikian Arya.

(nik/gah)

Tutup
 Share to Facebook:

You are redirected to Facebook

loadingSending your message

Message has successfully sent

Foto Video Terkait

  • KMI Minta Panwas Usut Pelanggaran Pilkada.
  • KIPP Laporkan Pelanggaran Pilkada DKI ke Panwaslu.
  • Prabowo Bicara Kemenangan Jokowi.
  • Hidayat-Didik Temukan Kecurangan Pilkada DKI.
  • Senyum Lebar Nono Nyoblos Pilgub DKI.

Komentar (0 Komentar)

 

Free Phone Sex