Rabu, 25/07/2012 08:44 WIB
Berbagi informasi terkini dari detikcom bersama teman-teman Anda Connect with Facebook
"Selama tiga hari kita akan melihat sikap pemerintah, dengan aksi solidaritas tidak melakukan produksi tahu atau tempe," ujar Diono, pengrajin tahu di Pasar Ciracas, Kramatjati, Jakarta Timur, saat berbincang dengan detikcom, Rabu (25/7/2012).
Menurutnya kabar yang beredar bahwa terjadi kelangkaan kacang kedelai sebagai bahan baku utama tahu dan tempe adalah bohong. Karena faktanya tidak seperti itu.
"Pasokan kacang kedelai di lapangan semua berjalan normal, pemerintah itu bohong kalau kita kekurangan pasokan kacang kedelai. Justru aksi mogok yang kita lakukan bersama teman yang lain dikarenakan kami mendengar kalau akan ada peningkatan harga kedelai mencapai satu juta rupiah per satu kuintal kacang kedelai," terangnya.
lebih lanjut ia mengatakan para pengrajin tahu dan tempe justru akan merugi jika tidak melakukan produksi tahu dan tempe.
"Seperti makan buah simalakama, kita mau produksi harga bahan baku sangat mahal, sementara kalau kita memaksakan produksi kita akan berjalan di tempat atau tidak dapat untung," lanjut Diono.
Diono menerangkan aksi solidaritas tidak akan memproduksi tahu dan tempe selama tiga hari ini dilakukan untuk melihat sikap pemerintah.
"Kita sudah capai menunggu. Saya berharap aksi ini bisa dilihat pemerintah, ya setidaknya pemerintah tidak perlu mengenakan biaya masuk kacang kedelai yang sebesar lima persen itu, sehingga harga kacang kedelai bisa murah dan kita bisa melakukan produksi kembali," tandasnya.
(edo/vit)
Komentar (0 Komentar)