Sabtu, 04/08/2012 17:19 WIB
Berbagi informasi terkini dari detikcom bersama teman-teman Anda Connect with Facebook
Pengamat politik dari Pride Indonesia, Agus Herta Sumarto, menilai ada potensi perpecahan di PPP. Agus mengatakan, sebagai pribadi tentu Djan Faridz boleh mempunyai pilihan yang berbeda dengan partainya. Namun, selayaknya seorang elite partai, seharusnya pria yang menjabat sebagai Menteri Perumahan Rakyat itu menuruti sikap partai.
"Sebenarnya suara pribadi boleh, tapi suara partai harus satu suara. Ya ini memperlihatkan partai tersebut tidak solid," kata Agus saat berbincang, Sabtu (4/8/2012).
Menurut Agus tidak satu suaranya antara SDA dan Djan Faridz dalam Pilgub DKI ini bisa saja menimbulkan spekulasi benih-benih perpecahan. Menghadapi 2014 mendatang, tentu akan semakin panas. Lebih lagi saat nanti menentukan dukungan kepada seorang capres.
"Jika dibiarkan nanti ada preseden buruk untuk PPP di pemilu 2014. Kalau ini dibiarkan nanti mereka pecah lagi di pemilu 2014, begitu juga dukungan untuk capres," tutur Agus.
Sumber detikcom di internal PPP mengatakan Suryadharma kecewa karena Djan Faridz tidak mendukung pasangan Alex-Nono yang didukung Golkar dan PPP pada putaran pertama Pilgub DKI. Rumah Djan Farid di Jl Borobudur bahkan dijadikan kantor tim sukses Jokowi-Ahok. Alhasil Suryadharma mulai berpikir mengganti Djan Faridz dari posisi Menpera.
Ketua DPP PPP, Arwani Thomafi, mengonfiramsi permasalahan yang ada di tubuh PPP. Dia pun berharap masalah itu cepat selesai.
"Saya lihat Ketum membahas lebih serius soal Djan Faridz ini. Saya belum bisa sampaikan kemana arahnya. Namun posisi Faridz sebagai ketua PWNU DKI sangat dipertimbangkan SDA agar bisa tetap solid bersama dengan posisinya di kabinet sebagai utusan PPP, pada kaitannya dengan pilkada DKI putaran kedua," papar Arwani kepada detikcom, Jumat (3/8/2012).
(trq/ndr)
Baca Juga
Komentar (0 Komentar)