Sabtu, 25/08/2012 14:21 WIB
Berbagi informasi terkini dari detikcom bersama teman-teman Anda Connect with Facebook
Hampir semua toko yang berjajar di pusat oleh-oleh itu dipadati ratusan pembeli, rata-rata mereka membeli jajanan kuliner khas kota Semarang seperti Lumpia, Wingko Babat dan Ganjel Rel.
Retno salah satunya, ia berusaha keluar dari kerumunan orang yang memadati sebuah toko dengan membawa kardus dan plastik bergambar ikan bandeng.
"Ini beli dua kilo bandeng dan makanan lainnya. Setiap lewat Semarang saya sempatkan mampir ke sini," kata wanita asal Jakarta tersebut di toko Bandeng Juwana, Jl Pandanaran, Semarang, Sabtu (25/8/2012).
Banyaknya orang yang berburu oleh-oleh di Jl Pandanaran memang meningkat beberapa kali lipat dari hari biasa. Bahkan Arif Kusmadi, pemilik sekaligus pengelola Toko Bandeng Juwana memberlakukan sistem nomer urut agar transaksi jual beli bisa teratur.
"Pembeli saat ini membludak jadi kami memberlakukan sistem nomor urut pelayanan agar kondusif. Siapa yang datang duluan akan dilayani lebih dulu," terang Arif.
Ia menambahkan, kawasan pusat oleh-oleh Semarang tersebut mulai kebanjiran pembeli sejak seminggu sebelum puasa dan akan mencapai puncaknya yaitu hari ini, Sabtu (25/8) dan Minggu (26/8) besok.
"Sudah ramai sejak seminggu yang lalu. Perkiraan sampai seminggu setelah lebaran," kata Arif.
Hal senada diungkapkan oleh pemilik toko lumpia yang cukup terkenal di pusat oleh-oleh tersebut. Rekso Hartoyo pemilik generasi kedua usaha Lumpia Semarang yang berdiri sejak 1870 itu terpaksa harus turun tangan melayani pembeli karena pegawainya kewalahan.
Khusus lebaran kali ini, Rekso membutuhkan dua hingga tiga kwintal rebung ampel dan 2.000 kulit lumpia dalam sehari. Keuntungan yang ia peroleh pun luar biasa. "Satu hari terjual kira-kira 2.000 lumpia dengan harga satuan Rp 10 ribu. Jadi keuntungannya lumayan," terang Rekso.
Tidak hanya toko milik Arif dan Rekso saja yang dikerubuti pembeli, toko penjual makanan lainnya bahkan pedagang kaki lima yang menjual oleh-oleh juga kebanjiran rezeki karena arus mudik dan balik lebaran.
Meski ramai akan pembeli yang mayoritas menggunakan mobil, kemacetan tidak terjadi di jalan utama ke arah Jakarta tersebut. Sistem jalur tiga satu diberlakukan untuk mencegah adanya kemacetan. Lahan parkir yang kurang memadai pun diantisipasi dengan menutup sebagian jalan dari arah Timur sejauh beberapa meter untuk dijadikan lahan parkir dadakan.
(alg/ndr)
Baca Juga
Komentar (0 Komentar)