Mengambil tempat di dua ruangan KBRI Oslo, yang disulap menjadi galeri, Pameran Batik oleh Joko Sudadiyo ini akan berlangsung selama sepekan mendatang (23-29 Agustus 2012) dengan kurator Dorith Schaffscher.
Dalam sambutan sekaligus membuka pameran, Dubes RI untuk Kerajaan Norwegia dan Republik Eslandia Esti Andayani menyampaikan bahwa dia merasa senang dan bangga dapat mengenalkan batik yang merupakan warisan budaya yang sudah diakui dunia.
"Batik sebagai produk budaya dapat mematahkan batasan yang seringkali muncul ketika orang dari daerah atau budaya berbeda berinteraksi," ujar Dubes, Kamis (23/8/2012).
Lanjut Dubes, setiap orang memiliki kecintaan terhadap budaya, dan budaya menggambarkan tradisi dan kehidupan masyarakat.
"Akan mudah berinteraksi satu sama lain ketika kita saling mengenal budaya masing-masing. Tak dapat dibantah, budaya merupakan jembatan menuju kolaborasi dan kerjasama lebih lanjut, imbuh Dubes.
Pembukaan pameran tersebut menurut keterangan Fungsi Pensosbud Dyah Kusumawardani dihadiri oleh Direktur Jenderal/Kepala Protokol Kemlu Norwegia Merete Fjeld Brattested, kalangan diplomatik dan pemerintah, relasi KBRI, wakil dari berbagai galeri di Oslo, serta tokoh masyarakat.
Mewakili Joko dan para sponsor lain, Berit Johanessen dalam sambutannya menyampaikan terimakasih kepada KBRI Oslo atas dukungannya untuk pameran ini, seraya menyampaikan apresiasinya terhadap karya Joko.
Joko telah mengalami masa-masa sulit termasuk menjadi korban bencana alam, dan kehidupan di Indonesia jauh berbeda dengan di Norwegia. Karya Joko menggambarkan hal tersebut, mengapresiasi kehidupan dan alam lingkungan sekitarnya, papar Johanessen.
Sementara itu pelukis beken Norwegia, Dag Hol, yang terlihat hadir dalam pameran tersebut mengatakan bahwa dia mengagumi teknik batik yang digunakan Joko, yang cukup rumit dan memakan waktu lama.
"Setiap orang memiliki persepsi seni, dan melalui seni kita dapat melihat makna serta filosofi budaya secara lebih mendalam. Selain itu kita dapat mengenal budaya dan kehidupan yang melatarbelakangi seorang seniman," demikian Hol.
Direktur Jenderal/Kepala Protokol Kemlu Norwegia Merete Fjeld Brattested juga menyampaikan rasa senangnya dapat menikmati karya lukisan batik, sesuatu yang baru dan cukup jarang ditampilkan di Oslo.
Sambil menikmati karya Joko, para tamu dimanjakan dengan makanan ringan khas Indonesia, antara lain rempeyek dan onde-onde, yang juga mengundang keingintahuan para tamu.
Joko Sudadiyo adalah pelukis dan pengajar batik di Yogyakarta. Dia mulai mendesain dan memproduksi batik pada 1984. Produk dan karyanya telah diekspor ke berbagai negara, diantaranya Malaysia, Singapura, Guyana, Hawai, Italia, Inggris, Spanyol, dan Belanda.
Ini adalah kali kedua Joko menggelar pamerannya di Norwegia. Sebelumnya, Joko atas dukungan Norcis dan Berit Johanessen juga telah menggelar pameran di Trondheim, Desember tahun lalu. Pameran yang juga dibuka oleh Dubes Esti tersebut rupanya mendapat sambutan hangat, sehingga para sponsor mengusung Joko kembali ke Norwegia, dan kali ini di Oslo.
Pameran Joko ini sebagai bagian dari rangkaian Peringatan HUT ke-67 RI tahun 2012. Puncak dari perayaan Peringatan HUT ke-67 RI ini adalah penyelenggaraan Resepsi Diplomatik, yang akan dilaksanakan pada 5 September 2012.
(es/es)
Baca Juga