Minggu, 22 Juli 2012

Burhanuddin: Politisi Kutu Loncat Menganggap Parpol Laiknya Perusahaan

Senin, 23/07/2012 01:31 WIB

Berbagi informasi terkini dari detikcom bersama teman-teman Anda Connect with Facebook

Jakarta Politisi yang sering berpindah partai biasanya dijuluki kutu loncat. Para politisi seperti itu kerap menyampingkan urusan ideologi dan lebih berorientasi kepada uang. Mereka bertingkah bak karyawan yang memandang partai politik laiknya perusahaan.

"Fenomena kutu loncat menunjukkan politisi kita berjuang tanpa ideologi. Mereka menempatkan parpol laiknya perusahaan," kata Manager Public Affairs Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin Muhtadi saat berbincang dengan detikcom, Minggu (22/7/2012) malam.

Menurut Burhanuddin, politisi kutu loncat tidak memperjuangkan suatu ideologi, melainkan berjuang berdasarkan insentif. "Ya iya, udah seperti buruh," ujarnya.

Burhanuddin menjelaskan bahwa kutu loncat bukanlah fenomena baru di Indonesia. Ia menilai harus ada perubahan sistem untuk meminamilisir hal tersebut.

"Ini bukan fenomena baru. Ini yang saya sering keluhkan, kenapa kita tidak membangun sistem yang lebih dewasa. Kita harus mematok perampingan kepartaian secara lebih sederhana," tuturnya.

Menurutnya, sistem politik di Indonesia perlu dibenahi dengan membuat klasifikasi ideologi dan kerja parpol. Dengan begitu, dia menambahkan, partai politik di Indonesia akan dipilih dan diisi oleh orang-orang yang berjuang karena ideologi, bukan karena uang.

"Partai-partai kita perlu memiliki diferensiasi ideologi dan kerja. Kalau nggak ada diferensiasi, maka pertarungan akan berada pada faktor capital," pungkasnya.

(trq/trq)

Tutup
 Share to Facebook:

You are redirected to Facebook

loadingSending your message

Message has successfully sent

Foto Video Terkait

  • Pidato-pidato Surya Paloh Dibukukan.
  • Sangat Kompleks, Hati-hati Tangani Papua.
  • Sepenggal Kisah Jhony Indo.
  • Golkar Jawara, Nasdem 4 Besar.
  • Yenny Wahid Gagal Bertemu Menkum HAM.

Komentar (0 Komentar)

 

Free Phone Sex